Profil Desa Pangarengan

Asal-usul nama Desa Pangarengan tidak diketahui secara pasti, namun dalam bahasa Sunda kata Pangarengan (Pang-areng-an) dimaknai sebagai tempat pembuatan areng atau arang, yaitu bara kayu hasil pembakaran batang pohon yang sejak dahulu digunakan sebagai bahan pelicin setrika hingga kini masih dipakai pedagang sate, jagung, dan ikan bakar. Sebagian warga meyakini bahwa nama tersebut muncul karena desa ini dulunya merupakan sentra pembuatan arang, sementara sebagian lainnya menilai bahwa nama Pangarengan hanya sekadar sebutan desa tanpa makna khusus. Pada masa lalu, desa ini dialiri sungai Cipunagara yang bercabang ke barat dan timur dengan lebar sekitar 40 meter dan kedalaman 20 meter, yang memiliki nilai sejarah karena menjadi tempat ditenggelamkannya perahu Belanda oleh pasukan Belanda sendiri saat menghadapi Jepang tahun 1942, namun kini kedua alirannya telah dangkal dan dikenal sebagai Sungai Pancerkulon di barat serta Sungai Pancerwetan di timur.